Penangkapan Penyidik KPK, Banyak Kontroversi dikalangan Praktisi Hukum

ilustrasi

LN : Jum'at  01 Mei 2015. Penahanan terhadap salah satu penyidik senior di tubuh KPK oleh Mabes Polri banyak menimbulkan kontroversi diberbagai kalangan praktisi hukum, salah satunya Praktisi Hukum Saleh,SH.MH. Advokat yang berkantor di Gedung Nariba II Jakarta Timur, biasa bergelimang dalam dunia peradilan.

Menurut Saleh, SH.MH, penangkapan Novel Baswedan sangat disayangkan, karena tindakan yang terlalu terburu-buru oleh mabes Polri.

“Penangkapan Novel Baswedan, salah satu Penyidik KPK oleh Bareskrim Polri sangat disayangkan, karena akan membuat negeri ini gaduh lagi, setelah sebelumnya sempat memanas hubungan antara Polri dengan KPK,“ ujarnya kepada Potret Bekasi, Jum'at (1/5).

Lanjut Saleh. “Tak dapat dipungkiri, walaupun elit Polri selalu membantah, bahwa penangkapan Novel Baswedan tidak ada hubungannya dengan KPK, namun yang harus dipahami jika penangkapan apalagi dilanjutkan penahanan akan memanaskan kembali hubungan yang sudah cair tersebut,“ cetusnya.

Bila mengacu pada pasal 21 ayat (1) KUHAP, menurut saleh, “tersangka dilakukan penahanan, Karena : tersangka akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti, dan mengulangi tindak pidana,“ bila dikaitkan terhadap kasus novel baswedan, polisi terkesan mundur," tambahnya.

Terpisah, Moh.Sulaiman,SH, salah satu praktisi Hukum lainnya, yang banyak bergeliat pada bidang advokasi kemasyarakatan, menambahkan. “Persoalan kasus yang menimpa Novel Baswedan ( penyidik KPK ), harus kita sikapi dengan bijak, tenang dan obyektif. Apapun langkah hukum, yang dilakukan pihak kepolisian dalam hal ini mabes polri, menurutnya sah-sah saja, selagi hal itu dilakukan berdasarkan murni kasus hukum semata, dan tidak ada maksud apa-dapa dibalik penahanan tersebut,“ cetusnya kepada Potret Bekasi via seluler, Jum'at (1/5). (AF)