-
Liputan News | Redaksi | Iklan
Home » , » PKB Duga Politisasi Beras Plastik

PKB Duga Politisasi Beras Plastik

Posted by cth berita 6 on Minggu, 24 Mei 2015

BERACUN: Butiran beras yang diduga dicampur bahan plastik itu terlihat bening tanpa kotoran dan warna pun sangat mencolok.
BERACUN: Butiran beras yang diduga dicampur bahan plastik itu terlihat bening tanpa kotoran dan warna pun sangat mencolok. 

LN - JAKARTA – Beredarnya beras yang mengandung bahan plastik ditengarai tidak hanya bermotif ekonomi. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) justru menduga ada muatan politis dari beras dengan bahan sintetis.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan mengatakan, ada kejanggalan dalam peredaran beras tersebut. Dari hasil laboratorium PT Sucofindo disebutkan bahwa dari 250 gram beras plastik hanya terdapat kandungan 7 persen protein. Selebihnya, mengandung zat kimia polyvinyl chloride yang biasa digunakan dalam pembuatan pipa PVC dan kabel listrik.
Nah, jika bahan kimia tersebut dibentuk menjadi bulir beras, butuh biaya yang besar. Sehingga dari perspektif bisnis sangat tidak menguntungkan. "Produksi mahal, dari segi ekonomi tidak mungkin,"‎ ujarnya di DPP PKB, Jakarta, Minggu (24/5).
‎Nah, dia menduga bahwa isu beras tersebut dipolitisasi. Sebab, saat ini pemerintah sedang mencanangkan swasembada beras. ‎"Adanya sabotase, teror pangan," cetus Daniel.
Selain itu, Daniel menilai pemerintah lalai dalam hal pengawasan. Menurutnya, kementerian yang menangani ekspor impor seharusnya bisa mengawasi peredaran barang tersebut. "Kami minta pemerintah sampaikan ke publik siapa yang bertanggung jawab," katanya.
Anggota komisi VI dari Fraksi PKB Eem ‎Marhamah mengatakan, perlu dibuat ‎‎regulasi atau informasi tata niaga tentang bahan pokok oleh Kementerian Perdagangan. Tujuannya untuk mengindentifikasi pelaku pasar agar lebih terkontrol. "Begitu ada kejadian begini kan bisa di cek siapa yang mengedarkan," ucapnya.
‎Dia menambahkan, ‎perlu kebijakan yang terintegrasi antara Kementerian Perdagangan, Badan Standarisasi Nasional (BSN), dan MUI. Barang yang diimpor dari negara lain harus melalui proses tersebut. Jadi, peredaran produk ilegal dan berbahaya seperti beras plastik bisa di-filter atau disaring. "Harus ada kebijakan seperti itu, harus diintegrasikan," tandas Eem. (Desyinta Nur'aini/fal)

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 

Berita Humor



Untuk Menghindari Pelecehan Seksual di Angkot,
Seorang Sopir Angkot Memutar Lagu-Lagu Religi di Angkotnya.



Ustad Solder : Dosa besar itu jika pria melirik istri orang lalu menikahi suaminya.



Inilah zaman dimana org yg lg sakit lebih memilih update status dibandingkan pergi ke dokteR



Seorang wanita harus dilarikan kerumah sakit karna tertembak oleh seorang pria tepat dihatinya


Panasnya suhu politik hasil Pilkades membuat para timses dari kedua kubu berebutan membeli AC Dan kipas angin
Copyright © 2015 cth berita 6